"Tidak! Saya tidak berpolitik," tegas Herman ketika ditanya maksud kedatangannya ke kediaman Megawati di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2009).
Menurut Herman, kedatangan dirinya ke rumah Mega untuk memenuhi undangan empunya rumah yang ingin mendengarkan duduk perkara soal kasus pemalsuan DPT di Sampang dan Bangkalan, Madura yang terjadi di Pilkada Jatim.
Tidak hanya PDIP saja yang mengundangnya, bahkan sejumlah partai diakui Herman sudah meminta kesedian dia untuk membeberkan soal pemalsuan DPT di Pilkada Jatim.
"Semua berhak tahu, apalagi suatu partai. Saya hanya bertujuan agar kasus itu bisa dibuka kembali dan dituntaskan agar rakyat bisa mengetahui ini terjadi kecurangan," tambah Herman.
Kalau memang kasus pemalsuan DPT yang ia laporkan tidak cukup bukti, ia meminta Polri mengumumkannya kepada publik secara terbuka.
"Kalau memang P21 bisa diteruskan ke pengadilan, tapi kalau memang kurang bukti ya silahkan di SP3. Tapi harus diumumkan secara terbuka kepada publik," paparnya lagi.
Ketika menjabat Kapolda Jawa Timur, Herman membuka kasus pemalsuan DPT di Sampang dan Bangkalan. Ia menjadikan Ketua KPUD Jatim sebagai tersangka. Namun kemudian Herman dicopot dari Kapolda dengan alasan hendak pensiun. Status tersangka Ketua KPUD Jatim diturunkan dari tersangka menjadi saksi. Lantaran kecewa, Herman memilih mundur sebagai anggota Polri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar