Kamis, 23 April 2009
Dunia Customer Service
Berkarir di CUSTOMER SERVICE
Batu Loncatan atau Pilihan?
Bagi pencari kerja, seperti mahasiswa yang baru lulus kuliah, dunia Customer Service (CS) adalah area yang masih abu-abu dan penuh tanda tanya. Hal ini dapat dimaklumi karena di Perguruan Tinggi tidak ada mata kuliah yang bernama ‘Customer Service’. Mahasiswa lebih mengenal prospek karir di dunia yang berhubungan dengan jurusannya misalnya; sebagai desain interior, arsitek, R&D engineer, pengacara, dsb.
Kurangnya publikasi di media massa mengenai dunia CS juga menyebabkan kurangnya minat para mahasiswa atau pencari kerja untuk serius berkarir di CS. Mungkin juga hal ini disebabkan oleh sedikitnya tokoh CS yang bisa diangkat sebagai success story di media massa.
‘Gelapnya’ prospek karir juga dirasakan oleh banyak karyawan yang saat ini sudah berkecimpung di dunia CS, pekerjaannya saat ini sering dijadikan sebagai batu loncatan untuk berkarir di bidang lain karena dianggap kurang prospektif dan tidak menarik.
Supply vs Demand
Namun ternyata kondisi di atas kontradiktif dengan kebutuhan dunia bisnis di Indonesia yang saat ini membutuhkan tenaga kerja dari level supervisor sampai level manager yang qualified. Di beberapa perusahaan besar banyak posisi service manager yang masih kosong.
Seorang Presiden Direktur sebuah perusahaan PMA pernah mengeluh tentang sulitnya mencari seorang service manager yang qualified di Indonesia. Segala langkah dan upaya telah dilakukannya untuk mendapatkan kandidat yang sesuai, seperti memasang iklan lowongan di media massa, maupun melalui head hunter. Namun, dari ratusan pelamar atau kandidat yang diajukan oleh head hunter, ternyata tak satupun memenuhi kriteria yang diharapkan. Akibatnya posisi tersebut lowong selama setahun.
“.. ketidakseimbangan supply vs demand yang terjadi adalah ketidakseimbangan semu..”
Ya, tingkat pemenuhan (supply) & kebutuhan (demand) praktisi CS memang sedang tidak seimbang. Akibat tingginya demand terhadap tenaga kerja CS yang qualified, maka tidak heran terjadi aksi saling ‘membajak’ service manager dari perusahaan satu atas perusahaan lainnya. Bahkan karena sulitnya mencari kandidat yang sesuai, karyawan yang berada di second layer-pun ditawari untuk pindah ke perusahaan baru dengan iming-iming gaji dan posisi lebih tinggi.
Namun sebenarnya ketidakseimbangan supply vs demand ini adalah semu. Lowongan yang tersedia cukup banyak, dan jumlah kandidat untuk mengisi lowongan yang ada begitu berlimpah, namun hanya sedikit yang memenuhi kualifikasi untuk mengisi posisi yang ada.
Faktor lain yang memicu ketidakseimbangan supply vs demand adalah tingginya permintaan perusahaan outsource CS, seperti layanan Call Center dan CRM yang terus memperbesar kapasitasnya untuk mengimbangi jumlah pelanggan/klien mereka yang makin meningkat.
Pangsa pasar Indonesia yang menarik ini ternyata juga memikat perusahaan outsource asing untuk membuka jaringannya di Indonesia.
The Power of Reference
Kriteria utama yang dipertimbangkan oleh perusahaan terhadap kandidat Service Manager adalah pengalaman. Pengalaman sangat diperlukan, karena kebutuhan atas posisi Service Manager bisa dikategorikan untuk beberapa kebutuhan, yaitu:
* Pembentukan unit/divisi CS baru.
* Pembenahan / maintain organisasi CS.
* Pengembangan & perluasan organisasi CS.
Tidak heran, untuk hunting kandidat yang berpengalaman banyak perusahaan yang masih menggunakan metode tradisional, yaitu mencari referensi dari para manager senior yang lama berkecimpung di dunia CS. Seringkali para manager senior menjadi rujukan para head hunter maupun HRD dari perusahaan lain untuk memberikan referensi kandidat yang sesuai.
Kekuatan referensi ini adalah merupakan salah satu alasan mengapa seringkali posisi atau lowongan yang kosong di beberapa perusahaan besar ternyata sering tidak dipublikasikan melalui media. Perusahan tersebut lebih menyukai memilih kandidat yang terpercaya kredibilitasnya melalui referensi dari sumber yang terpercaya, daripada menyaring ratusan pelamar yang memakan waktu dan biaya.
Pemberian referensi adalah hal yang normal dalam dunia kerja. Tujuannya adalah memberikan pandangan secara obyektif terhadap sang kandidat. Maklum, kadangkala apa yang tertulis di CV sang pelamar tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
Tentunya referensi ini berbeda dengan katabelece yang berkonotasi kolusi & nepotisme. Kandidat yang direferensikan pun tetap harus mengikuti proses seleksi yang ada di masing-masing perusahaan, seperti interview, psikotest, maupun medical check-up.
Perusahaan elektronik umumnya lebih menyukai kandidat yang mempunyai pengalaman dan spesialisasi di bidang Customer Service. Ini bisa dimaklumi, karena di Indonesia ‘sekolah’ spesialisasi bidang CS adalah pengalaman kerja. Manajemen pelanggan dan pengembangan organisasi CS adalah diasah dari pengalaman di lapangan, dan dipoles oleh kegiatan pelatihan.
Sebagai ilustrasi, kriteria yang sering dijadikan sebagai pertimbangan untuk posisi Service Manager:
* Pengalaman & track record dalam mengelola organisasi CS.
* Kemampuan manajerial (manajemen logistik/part, Human Resources, CRM, Call Center, dsb.).
* Communication skills.
Mantapkan Pilihan
Bagi karyawan yang saat ini sudah berkecimpung di dunia Customer Service ada baiknya mulai memantapkan diri untuk secara serius berkarir di jalur ini. Asahlah kemampuan yang Anda miliki dengan selalu mengupdate diri mengikuti perkembangan jaman.
Misal; seorang call center agent dapat mempelajari manajemen komplain pelanggan & manajemen operasional untuk menjadi seorang supervisor call center. Supervisor call center-pun harus selalu mengasah kemampuan dalam bidang managerial untuk bisa menduduki posisi Call Center Manager.
Bagi yang telah menduduki posisi Call Center Manager bisa membuat track record baru untuk mengembangkan dan mengimplementasikan Customer Relationship Management (CRM).
Dari sini pilihan karir seorang Call Center Manager bisa ‘menyeberang’ ke beberapa jalur, misal; sebagai CRM Manager, Customer Service Manager, atau sebagai Public Relation Manager.
Bila ingin bersolo karir, mendirikan perusahaan outsource call center, Authorized Service, atau memberikan jasa pelatihan adalah alternatif yang menarik. Namun tentunya hal ini harus didukung oleh track record yang bagus sebagai kunci untuk meyakinkan calon klien Anda.
Sebenarnya banyak alternatif karir yang bisa didapatkan pada level manager, mengingat di dalam organisasi Customer Service banyak disiplin ilmu yang terlibat, seperti; Akunting/finance, Logistik, Engineering, Human Resources, dan sebagainya.
Kuncinya : apapun posisi Anda di dalam organisasi CS, kuasailah ilmu utamanya yaitu “Manajemen Pelanggan”.
Dengan demikian Anda akan mempunyai nilai lebih dan siap untuk memasuki area manajerial yang lebih tinggi.
“Apapun posisi Anda di organisasi CS, kuasailah selalu “Manajemen Pelanggan”.
Yang terakhir, perluaslah networking & interaksi sosial dengan rekan seprofesi atau senior dari perusahaan lain. Banyak klub atau asosiasi profesi yang bisa Anda ikuti. Dari media berkumpul ini Anda akan mendapatkan banyak hal, misal; pelatihan ketrampilan, perkembangan dunia bisnis, atau informasi ‘dari dalam’ tentang posisi yang lowong.
Namun niat untuk ikut klub/asosiasi ini jangan semata karena ingin mendapatkan pekerjaan lebih baik di perusahaan lain. Kontribusi Anda pada klub/asosiasi, dan track record di tempat bekerja sekarang juga menjadi faktor penentu layak/tidaknya Anda mendapatkan informasi atau referensi dari anggota klub lainnya.
7 Tahun Media Sumbar
TUJUH TAHUN MEDIA SUMBAR
Alhamdulillah 2 September 2008,
genap tujuh tahun usia koran ini. Usia yang tidak bisa dikatakan pendek atau panjang. Enam tahun, rentang waktu yang cukup melelahkan menapaki jalan berliku. Enam tahun dengan
segala dinamika dan ekspresinya. Kenapa bisa bertahan selama itu? Kuncinya adalah :
rasa memiliki yang kuat. Rasa kebersamaan yang cukup bernas. Buah dari itikad, tekad, komitmen dan kemauan bersama. Alhamdulillah, hasilnya bisa dirasakan.
Apalagi, koran ini, tercatat sebagai salah satu (satu dari 13) media cetak terbitan Sumatera Barat di Dewan Pers RI.
Bisa mencapai usia enam tahun, hakikatnya didorong oleh tanggapan dan pernyataan berbagai pihak tatkala koran ini baru terbit. Intinya adalah, MEDIA SUMBAR dinilai tidak bisa ber-tahan lebih tiga bulan, atau kalau agak panjang usianya, paling lama setahun. Ungkapan dan perkiraan itu, dilontarkan beberapa tokoh pers, pejabat dan pembaca. Ungkapan senada juga datang dari pihak kios atau loper. Sebab,tidak sedikit mingguan layu sebelum berkembang, apalagi aktifitas pasar sedang lesu.
Tetapi, pemilik optimisme yakin, koran ini akan berusia panjang. Buktinya dengan dirayakan ulangtahun pertama. Kemudian memasuki tahun kedua dengan aman dan sejahtera. Usia ke tiga, koran ini kian semarak. Begitu seterusnya. Tiap tahun melaksanakan basuo basamo. Dan Selasa besok,koran ini akan berusia enam tahun dan Rabu 3 September 2008, memasuki hari pertama tahun ke tujuh!
Secara jujur harus diakui, membangun koran ini selama enam tahun tidaklah mudah. Berat memang, Tetapi itu pembuktian dari komitmen yang bernas menyelamatkanwaktu ke waktu sampai hari ini. Komitmen itu kian dipatri kuat,dan akan tetap diupayakan secara maksimaltiap tahun dilaksanakan peringatan. Ini dipahatkan tatkala adanya Deklarasi Fort de Kock. Bahwa : koran ini akan tetap berada pada itikad dan tekad semula.
Dalam perjalanan,dalam merealisasikan kiprah dan esksistensi,koran ini mampu mencatat prestasi membanggakan. Menembus pasar sampai ke pelosok Sumatera Barat. Bahkan juga ke Medan, Riau dan Jambi. Termasuk beberapa kali beredar di Kedah (Malaysia),Hongkong dan Perth, Australia.
Kepercayaan pembaca---baik masyarakat, swasta atau lem-baga pemerintah---tempo hari juga bertambah kuat, yang ber-dampak positif pada iklan dan pariwara atau suplemen. Bahkan, tahun-tahun lalu, secara kuantitas dua darah segar itu di MEDIA SUMBAR jauh lebih banyak dibanding mingguan lain.
Kepercayaan itu juga diberikan Gamawan Fauzi dan Marlis Rahman, dengan memakai koran ini untuk sosialisasi visi-misi dalam kampanye Pilkada (80 persen isi bulettin Gamma Centre dari kliping MEDIA SUMBAR).
Keberadaan koran ini bukan saja dalam hal memproduksi, tetapi juga berinteraksi positif dengan konunitas pers dan masyarakat luas. Misalnya menggelar berbagai pelatihan, baik untuk pelajar (SLTP dan SLTA ) mau pun untuk insan pers. Bisa dibanggakan, koran ini pertama kali ( 2005) melaksanakan pelatihan pers yang diikuti wartawan media cetak lain, media elektronika dan Humas Pemko-Pemkab se Sumbar.
Meski tenaga redaksi sangat terbatas, namun kiprahnya cukup membanggakan.Hasil pengkaderan (pengisian) di jajaran redaksi, menyebabkan tenaga redaksi juga menjadi tenaga khusus di Bengkulu. Efri dan Saptarius menjadi Redpel dan Korlip di Media Bengkulu. Juga sebagai tenaga teknis keredaksian dan menyiapkannya jadi Harian Bengkulen Post ( Kini, Saptarius menetap di Bengkulu ).
Efri yang didrop untuk membantu tugas keredaksian Harian Pedoman Baru, juga sedang bersiap-siap ke Dumai (Riau). Mungkin juga menuju Bangka Belitung,karena koran di provinsi itu meminta ke redaksi koran ini mendropnya. Sebelumnya, Efri diperbantukan membangun koran Gema terbitan Pasaman, Sumbar.
Sedangkan Ahmadi Bakri Bakar,SH diterbangkan ke Ming-guan Sorot, Pekanbaru Riau dan kemudian dikirim ke Babel dan mengembangkan karir di LKBN Antara.Itu sepatutnya di-banggakan.Sama bangganya tatkala Ir.Anna Susanti yang meng-ambil S-2 di Perth,Australia, tampil dalam seminar tentang Indonesia di negara Kangguru itu.
Dan yang lebih selayaknya dibanggakan adalah komitmen dan konsitensi koran ini menulis nama asli daerah (Termasuk menuliskan satu kesatuan ) di tubuh berita, tulisan atas teks foto. MEDIA SUMBAR bisa mengklaim diri dan menepuk dada sebagai pelopor. Kini, nyaris media cetak (Termasuk harian) terbitan Padang sudah melakukan pula. Juga minnguan,tabloid dan TV swasta.
Meski tantangan dan problematika silih berganti, koran ini kemudian dihadang berbagai tantangan berat. Bukan saja kian tingginya biaya produksi, tetapi juga disebabkan belum adanya dana abadi. Akibatnya, setahuj terakhir terbit sarupo ayam gadih batalua.Sering kali terbit tidak tepat jadual.Tetapi, tetap bisa berproduksi dan menjumpai masyarakat pembaca.
Meski belakangan agak kurang dibandingkan tahun sebe-lumnya ( Dalam soal produksi ), namun satu hal yang dibang-gakan dan alhamudillah adalah, MEDIA SUMBAR belum pernah mendapat prediket merah dan negatif. Insya Allah, masa akan datang hal ini tetap bisa dipertahankan.
Sejua itu merupakan buah dari kesepakatan pengasuh dan kru untuk menunjung tinggi nilai-nilai etika, moral dan harga diri. Prinsip yang ditanamkan Pemimpin Umum Fadril Aziz Isnaini (INFAI) kepada semua kru (redaksi dan keusahaan) adalah : jangan menciderai hati nurani, harga diri dan jangan mengkhianati profesi dengan melakukan perbuatan tercela.
Satu lagi yang ditekankan adalah : sangat diharamkan me-86-kan kasus dan haram hukumnya menjual diri ( Apa karena hal ini menyebabkan koran ini tetap miskin ? )
Menjunjung tinggi etika itu, menyebabkan lahir prinsip ( bi-sa juga disebut akibat) Biar koran ini kecil, tapi jangan ber-pikiran kerdil. Biarlah miskin, tetapi mutlak punya harga diri. ( Soal miskin tapi punya harga diri, memang menumbilkan pro kontra. Sebab, kemiskinan tidak mengangkat harga diri. Orang miskin identik dengan rendah diri.Tetapi, miskin dimaksud adalah tidak mendapatkan material secara atau dengan me-nyalahgunakan profesi )
Satu lagi sikap yang dipatrikan secara bernas adalah koran ini tak bisa diperalat untuk kepentingan golongan atau pihak tertentu untuk kepentingan yang destruktif. Siapa pun, termasuk gubernur, walikota/bupati dan pengusaha sekali pun tidak akan bisa memperalat MEDIA SUMBAR atau orang-orangnya.
Prinsip itu bisa diterima (dicerna) seluruh wartawan dan karyawan."Alhamdulillah kita masih punya harga diri meski koran kita kecil," kata INFAI St. Rajo Imbang. Apakah kelak hukum pasar yang mengdepankan aspek bisnis akan menga-lahkan idealisme?
Soal komitmen tentang perilaku ( isi koran dan orang per-orang), hakikatnya berlaku ketentuan seperti diatur dalam Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, Kode Etik Jurnalistik, Aturan Perusahaana dan norma yang berlaku di tengah masyarakat. Bahkan, penatan pada KEJ, hukum, dan norma, adalah sesuatu yang mutlak.
Memasuki usia ke tujuh, sesungguhnya koran ini ingin ber-buat lebih. Meski dua tenaga inti sudah dieksport, namun dua tenaga baru memiliki potensi dan prospek bagus. Itulah Drs. Eryranto ( Seorang pengusaha muda )dan Guswandi ( Mantan Presiden BEM UPI ). Ada keinginan untuk lebih menguatkan jajaran manajemen dan redaksi ( Yang melamar untuk jadi wartawan, juga cukup banyak tetapi hanya satu dua yang diterima) masa datang.
Kini, di tangan Feri Maulana, SH, manajemen koran ini akan dibenahi dengan prinsip efisien, efektif dan berda-yaguna.Sebab, tahun ke tujuh merupakan kunci akan berkembang atau tidaknya koran ini. Secara bertahap berupaya bangkit kembali. Kedalam melakukan pembenahan dan pengakuratan data, agar ketransparanannya bisa membawa pencerahan kedepan,terutama untuk mengem-bangkan pemasaran.
Kedepan,juga berupaya membangun kembali biro/perwakilan yang dulu kena kartu merah (Dinonaktifkan) karena berbagai lain hal. Potensinya cukup menjanjikan, seperti pengembangan pasar di Padangpanjang, Tanahdata dan Dharmasraya. Sedangkan Kota Arang Sawahlunto, Sijunjung dan Pariaman/ serta Padangpariamanan, juga ditumbuhkembangkan sesuai permintaan masyarakat pembaca..
MEDIA SUMBAR sudah tujuh tahun berada di tengah masyarakat. Ada dan keberadaananya, tentu berkat dukungan berbagai pihak. Dan ini juga atas dukungan Padang Graindo Mediatama, kelompoknya Jawa Pos Group.Tetap dukung dan terimalah koran ini apa adanya. Tahun depan, Basuo Basamo mudah-mudahan bisa dilaksanakan!
PROFIL MEDIA SUMBAR
A. sejarah
Mingguan Mingguan MEDIA SUMBAR diterbitkan oleh PT. Marawa Pers Sumbar ( PT.MPS ). Akta Notaris No.13 Tahun 2003 tanggal 26 Maret 2003,diterbitkan Notaris Ja'afar, SH. Sebagai Direktur Utama adalah Fadril Aziz Isnaini ( INFAI ) dan Komisaris Utama H. Rizal Ramon.
Nama suratkabar, pengasuh dan isi suratkabar, ditu-angkan dalam Surat Keputusan Direktur Utama PT.MPS nomor 01 tahun 2003 tanggal 26 Maret 2003 ditandatangani Fadril Aziz Isnaini (INFAI). Sedangkan struktur or-ganisasi, ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama PT.MPS nomor 02 tahun 2003 tanggal 26 Maret 2003.
Dalam Surat Keputusan Direktur Utama PT.MPS nomor 01 tahun 2003 tanggal 26 Maret 2003 tentang penerbitan MEDIA SUMBAR, ditentukan isi dan persentasenya.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum menerbitkan Mingguan MEDIA SUMBAR adalah :
1. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
2. Akta notaris Ka’afar, SH Nomor 13 Tahun 2005 tanggal 26 Maret 2003 tentang pendirian PT. Marawa Pers Sumbar ( PT.MPS )
3. Surat Keputusan Direktur Utama PT.Marawa Pers Sumbar (PT.MPS) Nomor 01 tahun 2003 tanggal 26 Maret 2003 tentang penerbitan dan Mingguan ME DIA SUMBAR pengasuhnya.
C. ISI,UKURAN dan JADUAL TERBIT
Ada pun isi, ukuran, halaman, dan jadual terbbit MEDIA SUMBAR adalah :
1. Komposisi isi terdiri dari :
a. Hukum : 15 Persen
b. Politik : 15 Persen
c. Bisnis/Ekbang : 30 Persen
d. Pendidikan/Budaya : 15 Persen
e. Hiburan/Olahraga : 15 Persen
2. Ukuran/Jenis : Broadshett Muda 3. H a l a m a n : 12-16 halaman
4. Warna/BW : Warna hal 1,5,12,16
5. Jadual Terbit : Senin
6. Daerah Edar
a. Utama : Sumatera Barat
b. Potensial : Riau,Jambi,Sumut
D. Halaman dan harga :
1. Halaman : Jumlah halaman 12 atau 16 dengan halaman berwarna 1, 5, 12 dan 16
2. Harga :
a. Koran : Eceran Rp. 3.500/ekspl
b. Iklan : Bisnis Rp.3.000/mm/kolom
Sosial Rp. 1.500/mm/kolom
c. Pariwara : 1 halaman Rp. 10 juta
: 1/5 halaman Rp. 7,5 juta
( Berwarna tambah 25 persen )
E. PENGASUH :
Karena melakukan reorganisasi, restrukturisasi, rasionalisasi dan reposisioning, maka pengasuh MEDIA SUMBAR mengalami beberapa kali perubahan. Tetapi, jabatan tetap (Tidak pernah diubah) adalah Fadril Aziz Isnaini (INFAI). Beliau adalah pemegang saham terbesar/pengendali/ pemilik suratkabar ini.
Ada pun pengasuh adalah :
Pemimpin Umum : Fadril Aziz Isnaini ( INFAI)
Wakil : H.Rizal Ramon
: Sandy Sitia
Pemimpin Redaksi : Efri Radesgi
Wakil Pemp.Redaksi : Feri Maulana, SH
Redpel Online : William Nursal Devarco, SS
Redaktur : Drs. Ahmad Jalinus Dt. Samad Dirajo
: Deflaming, S.SosI
Pj. Pemp. Perusahaan : Kaminardi
Kabag Iklan/Promo : Marjiyo
Kabag Pemasaran : William ND
Kabag Keu & Admd : Dewi Susanti
F. AZAS, FUNGSI, KEWAJIBAN DAN PERANAN
Azas, fungsi, kewajiban dan peranan bertitiktolak dari Undang Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers yang di-bernaskan dengan kebutuhan lokal ( Sumbar ) dan aspek lainnya.
1. AZAS : Berazaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan dan supremasi hukum.
2. FUNGSI : Berfungsi sebagai media informasipendidikan, hiburan dan kontrol sosi- al, lembaga ekonomi dan pendidikan secara tidak langsung
3. KEWAJIBAN: Berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta azas praduga tak bersalah.
4. PERANAN :
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mengembangkan pendapat umum berdasarkan in- formasi yang tepat, akurat & benar.
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terujudnya supremasi hukum dan HAM serta menghormati kebhinekaan.
c. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
G. TUJUAN
Tujuan diterbitkannya MEDIA sumbar adalah :
a. Sebagai lembaga media informasi, pendidikan, hiburan dan kontrol sosial dengan segala peran- annya seperti apa yang dimaksud pasal 3 dan pasal 6 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
b. Sebagai lembaga ekonomi dan sosial, sesuai pasal 3 Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 ten- tang Pers.
c. Sebagai lembaga pendidikan tidak resmi ( Karena mendidik para calon wartawan )
d. Untuk membantu pemerintah menanggulangi banyaknya tenaga kerja produktif yang tidak tersa- lurkan dan memberi andil dalam mencerdaskan masyarakat dari berbagai lapisan dan strata.
e. Sebagai lembaga/usaha produktif/bisnis.
H. KEINGINAN
Hal-hal yang ingin dicapai adalah :
a. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepenting- an umum serta memperjuangkan keadilan dan kebenaran. (sesuai pasal 6Undang Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers)
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terujudnya supremasi hukum dan hak azazi manusia serta menghormati kebhinekaan.
c. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui dan mengembangkan pendapat umum berdasarkan in- formasi yang tepat, akurat dan benar.
d. Memberikan kesejahteraan kepada karyawan (sesuai pasal 10 UU No.40 Tahun 1999 )
I. HASIL YANG DIHARAPKAN
Hasil yang ingin diharapkan dengan terbitnya MEDIA SUMBAR adalah :
1. Menjadi salah satu bagian terpenting dan berperan aktifitas dan dinamika pembangunan segala sektor.
2. Terpenuhinya hak masyarakat untuk mengetahui informasi yang benar dan akurat, serta berkembangkannya pendapat umum secara dinamis dan konstruktif.
3. Sebagai medium untuk menyalurkan aspirasi dan menginformasikan aktifitas masyarakat ke- pada pemerintah
4. Makin tahu dan sadarnya masyarakat akan per\aturan,hukum dan hak azazi manusia sehingga \terciptanya kepatuhan terhadap etika, norma-nor\ma dan tegaknya supremasi hukum
Terciptanya dan tercapainya kesejahteraan ka\ryawan/wartawan.
Diraihnya keuntungan/aspek bisnis
J. Prinsip kerja
Prinsip yang ditanamkan kepada seluruh unsur pimpinan dan wartawan/ karyawan adalah :
1. Biar koran kecil, tetapi jangan berpikiran kerdil. Biar miskin, tetapi harus punya harga diri
2. Perusahaan sehat, karyawan dan wartawan SEJAHTERA. PERUSAHAAN MAJU, kesejahte- raan karyawan dan wartawan lebih terjamin !
K. KONDISI SAAT INI
Dalam usia memasuki 7 ( tujuha) tahun, koran ini belum bisa dikatakan sehat. Meski demikian, tahun 2008, manajemen membentuk sebuah penerbit baru dengan nama sama ( MARAWA PERS SUMBAR), tetapi berbentuk CV. Dengan badan hukum ini, diterbitkan sebuah tabloid khusus pendidikan, dengan nama MEDIASI. Pengasuh, personal, jaringan, akntor dan peralatan sama dengan MEDIA SUMBAR.
L. POTENSI KE DEPAN
Sangat kuat keinginan untuk mengembangkan MEDIA SUMBAR dan MEDIASI. Ada dua langkah yang harus dilakukan.
Pertama : Membuka peluang investor baru. Sangat terbuka kemungkinan alih kepemilikan.
Kedua : Mengadakan dana untuk terbit rutin 1 x seminggu minimal untuk 3 ( Tiga)bulan.
Senin, 20 April 2009
Uraian No Lahir
Hadir dengan idea baru.
Memperolehi sesuatu dengan cara yang tersendiri.
Golongan ini merupakan yang paling jujur dan boleh mempelajari dengan baik teknik diplomasi.
Mereka suka mengambil inisiatif dan suka menjadi yang terbaik dan kebiasannya adalah pemimpin atau boss.
Bekerja sendiri merupakan pilihan terbaik mereka.
2. Pendamai
Dilahirkan sebagai diplomat.
Mereka selalu memikirkan dan peka terhadap keperluan dan perasaan orang lain sebelum mengambil kira dirinya sendiri.
Secara semulajadi sangat analitikal dan suka mengikut gerak hati.
Mereka tidak suka bersendirian. Persahabatan adalah penting buat mereka dan berupaya mendorong mereka untuk berjaya di dalam hidup, tetapi mereka sanggup untuk bersendirian jika hubungan yang terjalin itu tidak serasi.
Golongan ini secara semulajadi adalah pemalu, mereka patut belajar untuk meningkatkan nilai kendiri (self esteem) dan meluahkan perasaan secara terbuka tanpa berselindung.
3. Ceria
Golongan ini merupakan golongan yang idealistik.
Mereka sangat kreatif, sosial, mesra, romantik dan mudah dibawa berunding.
Mereka suka memulakan sesuatu tetapi jarang dapat menghabiskannya.
Mereka suka orang lain gembira dan sanggup melakukan apa sahaja untuk mencapainya. Mereka sangat popular dan idealistik.
Golongan ini perlu belajar untuk melihat sesuatu dengan lebih realistik.
4. Konsevatif
Golongan ini sangat peka dan tradisional.
Mereka sukakan arahan dan sesuatu yang rutin.
Mereka hanya akan bertindak apabila faham sepenuhnya tentang apa yang sepatutnya mereka lakukan.
Mereka suka bekerja keras dan sanggup melakukan sesuatu kerja secara sendirian. Mereka mudah tertarik dengan aktiviti luar dan merasai pertalian dengan alam sekitar. Mereka berupaya untuk bersabar, tekun dan adakala dianggap degil.
Mereka harus belajar untuk lebih feksibel dan bersikap lebih baik terhadap diri sendiri.
5. Perintis
Mereka adalah perintis.
Secara semulajadi mereka mempunyai sikap ingin tahu dan suka mengambil risiko serta sangat bersemangat (enthusiasm).
Mereka perlukan kepelbagaian dan tidak suka disekat. Dunia ini adalah sekolah mereka, mereka memerhatikan setiap peluang untuk mempelajari sesuatu daripada setiap situasi yang ditempuhi. Persoalan yang bermain difikiran mereka tidak pernah terhenti.
Golongan ini dinasihatkan untuk melihat sesuatu dengan teliti dan mendapat semua fakta yang diperlukan sebelum membuat sesuatu kesimpulan.
6. Romantik
Golongan ini adalah idealistik dan memerlukan sesuatu sebab untuk berasa gembira. Hubungan kekeluarga yang kuat adalah penting buat mereka. Perasaan mereka mempengaruhi keputusan mereka. - Mereka sangat suka untuk membantu dan menjaga seseorang.
Mereka sangat setia dan boleh menjadi guru yang terbaik.
Mereka suka seni musik.
Mereka menjadi teman yang setia kepada sesiapa yang menjalin persahabatan secara serius.
Golongan ini harus belajar apakah yang boleh diubah dan apakah yang tidak boleh diubahnya.
7. Intelektual
Golongan ini adalah Pencari.
Selalu menyelesaikan sesuatu yang tersembunyi,dan mereka sukar untuk menerima sesuatu perkara dengan mudah.
Perasaan mereka tidak mempengaruhi keputusan mereka.
Mereka suka mempersoalkan apa yang ada disekeliling mereka tetapi mereka tidak suka dipersoalkan.
Mereka kerap dikenali sebagai ahli falsafah dan sangat berpengetahuan dan kadangkala bersendirian.
Mereka gemarkan perkara yang berteknikal dan berkebolehan untuk menjadi penyelidik yang baik dalam menyelesaikan sesuatu perkara.
Mereka sangat suka berahsia.
Golongan ini hidup dalam dunia mereka tersendiri dan mereka perlu belajar untuk menerima kenyataan dunia sebenar.
8. Penyelesaian
Golongan ini adalah penyelesaian masalah.
Mereka adalah profesional, berterus terang, penilai yang baik dan sangat tegas.
Mereka selalu mempunyai perancangan yang hebat dan suka hidup dalam suasana kehidupan yang terbaik.
Mereka sangat suka mengendalikan manusia. Mereka melihat manusia secara objektif. Mereka akan memberitahu seseorang dengan cara mereka tersendiri bahawa mereka adalah ketua.
Golongan ini perlu belajar untuk membuat keputusan berdasarkan keperluan sendiri daripada mengikut keperluan orang lain.
9. Pelakon
Golongan ini mempunyai kebolehan untuk menghiburkan orang lain.
Mereka sangat penyayang dan pemurah.
Dengan daya tarikan yang ada, mereka tidak mempunyai masalah untuk berkawan dengan sesiapa jua dan pada mereka tiada sesiapapun yang dianggap asing kepada mereka.
Mereka mempunyai personaliti yang pelbagai sehingga menyukarkan orang sekeliling mereka untuk memahami mereka.
Mereka umpama binatang sumpah-sumpah yang boleh berubah dan menyesuaikan diri mengikut persekitaran.
Mereka mempunyai nasib yang sangat baik tetapi juga boleh menderita akibat terlalu bergantung kepada nasib dan perasaan (mood). Untuk berjaya golongan ini perlu membina landasan kasih sayang.