Visi 75-100 PLN sangat hebat. Di Sumbar, PLN bersama pihak luar PLN dalam mendukung Visi 75-100 adalah penambahan pembangkit baru. Jika tak ada kendala, PLTU Teluk Sirih akan masuk dalam system interkoneksi Sumatera, PLTU Teluk Sirih berkapasitas 2x100 MW yang merupakan bagian dari program percepatan 10.000 MW PLN
Kendati kenyataannya pemadaman listrik tetap saja jadi problem masyarakat Sumbar. Ke PLN, umpatan dan kekesalan hampir tiap hari datang. Fenomena seperti ini tidak akan menyelesaikan persoalan, karena masyarakat Sumbar dan PLN pun tentu sama-sama punya harapan besar agar listrik selalu menyala.
“Kami ditanyakan seperti itu, bahkan banyak menyalahkan PLN. Barangkali karena, sebagian masyarakat belum mengetahui apa persoalan terjadi. Perlu diketahui, defisit penggunaan listrik di Sumbar mencapai 200 MW setiap hari. Koneksi dalam jaringan interkoneksi sumatera bagian Selatan sangat membantu kita,”ujar Dodi Budiawan, didampingi Deputy Manager Humas PLN Wilayah Sumbar, Asril. K
Memang banyak pembangkit listrik di Sumbar, daya terpasang seluruh pembangkit mencapai 517 MW, tetapi hanya mampu memasok sentrum 487 MW
Pembangkit itu adalah PLTU Ombilin 2x100, PLTA Singkarak 175 MW, PLTA Maninjau 68 MW, PLTA Batang Agam 10,5 MW dan PLTG Pauah Limo, Padang 64,1 MW
“Berbagai penyebab tidak maksimalnya pembangkit listrik menghasilkan daya. Namun, faktor usia sangat menetukan. Rata-rata usia pembangkit di Sumbar hanya 10 tahun.
Khusus PLTA, kini kemampuan hutan tidak menjamin. biasnya pasokan air penggerak turbin terganggu, laju pemasangan baru pun tidak sesuai daya yang tersedia.
Untuk Sumbar, tingkat pertumbuhan pengguna listrik dalam setahun rata-rata 6-8 persen. Penambahan ini belum diiringi dengan daya tersedia. Sejak 1997 pemerintah tidak mampu membangun pembangkit baru akibat imbas dari krisis ekonomi.
Pada listrik swasta, di Pesisir Selatan (PLTU Kambang). Dalam rencana pengembangan fisik pembangkit 2009-2019 dicamtumkan total penambahan pembangkit di Sumbar 440 MW. Masing-masing di tahun 2013 sebesar 200 MW, tahun 2015 sebesar 110 MW,2017 sebesar 17 MW, 2018 dan 2019 sebesar 55 MW, dengan total dari tahun 2009 hingga 2019 untuk sumatera 7.870 MW.” Ujar Asril
Suplai lain untuk Sumbar yaitu dari listrik swasta seperti pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). hingga sekarang PLN telah menjalin banyak kerja sama dengan investor PLTMH dalam dan luar negeri berkapasitas 19,4 MW
Kedepan, PLN akan terus melakukan perluasan pada jaringan tegangan menengah (20 Kilovolt), dengan berope-rasinya pembangkit-pembangkit baru perlu penambahan gardu induk (GI) guna pe-nyaluran pasokan listrik ke konsumen, hingga 2010 nanti juga akan dibangun GI seperti GI Bungus, Simpang Empat, Sungai Penuh, kambang dan Pariaman
Menghadapi lebaran tahun ini, PLN tak ada pemadaman bergilir, karena Pembangkit di Sumatera Bagian Te-ngah kondisinya sudah tidak defisit lagi, Listrik Sumbar saat ini juga telah terinterkoneksi dengan listrik Sumatera.
Ini terdiri tiga bagian yaitu Sumatera Bagian Utara, terdiri dari Aceh dan Sumatera Utara, Sumatera Bagian Te-ngah terdiri dari Sumbar, Riau dan Jambi, sedangkan Sumatera Bagian Selatan, Sumsel, Bengkulu dan Lampung. Jika listrik Sumbar defisit akan dipasok dari Sumatera Bagian Tengah atau dari Sumatera Bagian Utara dan Sebaliknya
Terjadinya pemadaman listrik bergilir di luar Jawa, ujar Ketua Serikat Pekerja PT PLN Pusat, Daryoko, bukan karena pembangkit dan transmisi yang rusak atau debit air. Penyebab utamanya, PLN tidak memiliki dana membeli minyak dan gas untuk menggerakkan pembangkit dan tidak ada dana melakukan perawatan. Karena 50 persen dari dana operasional PLN di luar Jawa digunakan untuk proyek 10 ribu MW Jawa-Bali yang gagal didadai investasi asing
“Operasional PLN di luar Jawa dipotong 50 persen, di Sumatera banyak pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), jika debit air kurang, bisa saja beli gas atau minyak, tetapi masalahnya PLN tidak punya dana untuk itu, solusinya yang dilakukan pemadaman bergilir
Saidal Masfiyuddin, Anggota DPRD Sumbar mengatakan, Daya listrik kita di 2007 masih surplus sebesar 100 MW, asalkan pembangkit efektif, menurutnya tinggal memperbaiki manajemen PLN saja
“PLN mesti ada perencanaan yang kompre-hensif untuk perawatan, termasuk alokasi anggaran yang dibutuhkan, spare part yang digunakan untuk pembangkit dan kebutuhan lainnya harus benar-benar berkualitas. Jadi tidak sering penggantian baru, begitu juga dengan batubara, kualitasnya pakailah yang terbaik, jangan membeli batubara yang kalori rendah, karena jika sulfus tinggi bisa mempercepat rusaknya mesin, belilah semua peralatan standar,” ujarnya
Saidal mengatakan, sudah saatnya didatangkan audit independent mengecek persoalan riil yang dialami PLN, jika memang terdapat persoalan harus diproses secara hukum, dan seharusnya PLN menyediakan cadangan listrik dua kali lipat dari kebutuhan. Untuk itu,mesti ada pembangkit baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang selalu meningkat, karena masyarakat tetap berharap agar PLN mampu menyelesaikan persoalannya agar listrik selalu hidup.
Tapi, meski Sumatera Barat sangat kaya dengan pembangkit listrik, tetapi pemadaman masih sering terjadi. Ada satu anekdot di tengah masyarakat : Energi awak banyak. Tapi, baa kok lampu acok pudua? A gunonyo banyak pambangkit sarupo PLTA,PLTU jo PLTD tu hah?
Rabu, 16 September 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar