KUWAIT CITY - Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al Ahmed Al Sabah, akhirnya menerima pengunduran diri pemerintahan (kabinet). Demikian kabar yang diberitakan oleh salah satu stasiun televisi Kuwait, seperti dikutip oleh Al Jazeera, Selasa (17/3).
Pengunduran diri kabinet itu sendiri sudah disampaikan sejak Senin (16/3) waktu setempat. Disebutkan, tindakan ini dilakukan guna mencegah kalangan legislator mempertanyakan keberadaan sang Perdana Menteri, Sheikh Nasser Al Mohammed Al Sabah.
Untuk diketahui, Nasser memang sudah dituduh menyalahgunakan dana negara dan pemerintahannya dianggap mismanajemen. Sang emir sendiri, dikabarkan masih sempat meminta kabinet untuk tetap bertahan dulu sampai pemerintahan baru terbentuk.
Sebelumnya, November lalu, kabinet juga sudah sempat (mengusulkan) membubarkan diri, saat merespon pertentangan serupa yang muncul dari kalangan parlemen. Hanya saja saat itu, begitu menerima keputusan tersebut, sang emir justru kembali menunjuk Nasser yang tak lain adalah keponakannya, sebagai perdana menteri.
Menurut sejumlah pengamat, manuver politik ini diperkirakan bakal menunda rencana penyelamatan perekonomian Kuwait yang dipersiapkan guna mengurangi dampak krisis ekonomi global. Saat ini, Sheikh Sabah memiliki opsi untuk menunjuk ulang sang keponakan untuk (kembali) menjadi perdana menteri, atau membubarkan parlemen dan menggelar proses pemilihan baru.
Namun menurut Shamlan al-Eissa, seorang pengamat politik, sang (mantan) perdana menteri tampaknya tak berminat untuk ditunjuk lagi. "Saya pribadi berharap agar parlemen dibubarkan, atau bentuk pemerintahan baru dengan perdana menteri yang baru," katanya, sambil menambahkan bahwa krisis saat ini sudah pada titik di mana harus ada perubahan dalam pemerintahan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar