Rabu, 16 September 2009
Sikap Gasmawan Sudah “Harga Mati” Aristo – Firdaus Mulai Mengapung
PADANG, MEDIA SUMBAR----Komitmen Gamawan Fauzi untuk tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Barat periode 2010 - 2015, ternyata sudah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar. Tekad dan itikad itu, bukan dikarenakan Mr.Cleans ini ingin menjadi menteri dalam kabinet SBY - Boediono, tetapi karena tidak ingin disebut haus kekuasaan. Dan itu dilengkapi dua alasan kuat.
" Cukup sekali ( Satu periode-red ) saja,"ujar Gamawan, menjawab koran ini, Sabtu ( 12/9 ) sekitar masih tingginya keinginan masyarakat agar Gamawan memimpin Provinsi Tuah Sakato ini periode 2010 - 2015.
Keinginan hanya menjadi gubernur satu periode, sesungguhnya sudah dilontarkan pada tahun pertama masa pengabdiannya. "Saya tidak pernah berpikir untuk jadi gubernur dua periode! Cukup sekali saja dan itu dengan pengabbdian terbaik. Saya ingin begitu.........!," kata Gamawan, kala itu.
Meski bersipat off the record, namun pernyataan itu secara pelan dan pasti, diketahui masyarakat berbagai strata. Tahun lalu, tatkala halal bihalal selepas Idul Fitri, secara terbuka Gamawan melontarkan sikap dan komitmennya itu. Birokrat karir bergelar Datuak Rajo nan Sati itu bertegas-tegas hanya ingin sebagai gubernur satu periode. Tidak lebih!
Semula, ungkapan lelakai asal Alahanpanjang, Solok ini, dianggap pernyataan berbau politis. Dalam politik, banyak realita pengingkaran pernyataan dan perbuatan. Tetapi tidak bagi Gamawan. Sikap itu tidak pernah berubah.
Jika ketika seseorang menyatakan sikap mau menjadi calon bupati, walikota atau gubernur perlu dipertanyakan apa latarbelakang dan motivasinya, maka tatkala seseorang tidak mau maju untuk kedua kali, tandatanya itu, juga perlu diungkapkan. Bagi Gamawan, apa sebab tidak mau? Ataukah ada green light ia akan masuk kabinet kelak?
Tatkala reshuflfe kabinet menjadi berita aktual tempo hari, nama Gamawan mengapung ke permukaan. Bukan hanya di negeri Tuah Sakato saja, tetapi juga di Jakarta. Bahkan, masyarakat luas, birokrat, pemerhati kepemerintahan dan politisi menempatkan nama Gamawan sebagai sosok yang popular dan patut masuk kabinet.
" Saya tidak mau kembali jadi gubernur bukan karena berambisi menjadi menteri. Saya tidak ambisi jabatan,"tegasnya, dengan intonasi khas. Tetapi, tatkala disinggung kepercayaan SBY pada dirinya sangat tinggi, Gamawan hanya berkata : alhamdulillah. Namun, ketika disinggung ia berpeluang menjadi menteri PAN, mantan Bupati Solok ini menyebutkan itu tergantung presiden.
" Tapi ingat, bukan karena ingin jadi menteri makanya tidak mau maju untuk gubernur operiode kedua,"ujarnya berulang-ulang.
Disebutkan, secara nasional, nama Gamawan Fauzi cukup harum dan familiar. Bukan saja sesama gubernur, tetapi juga di kalangan petinggi negara. Ini disebabkan suami tercinta Ny. Hj.Vita Nova Gamawan, SH ini, dikenal cerdas, berwawasan luas, santun dan mampu menjalin komunikasi dengan berbagai strata. Apalagi, selama menjadi gubernur, Gamawan mampu melahirkan beberapa terobosan dan dinamika pembangunan berbagai sektor.
Alumni Fakultas Hukum Unand ( Tata Negara,1982) dan Pasca Sarjana UNP ( Manajemen Kebijakan Publik, 2002 ) ini, memang santer disebut calon kuat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara ( PAN ) RI. Isu politik ini, hakikatnya sudah mengapung sejak tahun lalu, tatkala reshufle kabinet.
Tahun lalu, tatkala Gamawan diundang ke rumah pribadi SBY di Cikeas, Bogor, dugaan Gamawan menjadi menteri kian kencang. Apalagi, Gamawan menjadi jubir para gubernur. Dan ada pula sinyal dari menantu Sarwo Eddi itu. Apalagi, tatkala deklarasi SBY - Boediono sebagai pasangan Presiden RI, Gamawan tampil di podium. Hebat!
Jika Gamawan memang jadi menteri, maka lelaki simpatik ini mengulang tradisi mantan gubernur Sumbar menjadi menteri. Harun Zein Dt. Sinaro, sehabis dua periode memimpin Sumbar, dipercayakan menjadi Menaker. Kemudian Azwar Anas jadi Menteri Perhubungan dan Hasan Basri Durin sebagai Menteri Pertanahan/Ka.BPN.
Tradisi membanggakan itu,terputus tatkala Muchlis Ibrahim meletakan jabatan ( Mundur sebagai Gubernur ) dan Zainal Bakar habis jabatan ( Hanya satu periode ). Namun demikian, dalam tiap kabinet, urang awak tetap dapat kursi menteri.
Namun, di balik kebanggaan, muncul sebuah kekecewaan. Sebab, Gamawan Fauzi mampu jadi perekat satu kesatuan menyatu rakyat di provinsi ini. Ia dikenal Mr.Cleans, cerdas (dan berpandai-pandai), berwawasan dan punya komitmen moral atas Sumbar. Dan satu hal yang sepatutnya diingat adalah : Gamawan ( Bersama Prof. Marlis Raahman ) adalah pilihan rakyat !
Ada kalimat di tengah masyarakat : Kalau Gamawan mau menjadi menteri, ia pasti mendapat jabatan itu. SBY sangat percaya kepadanya. Ia berkualitas. Tetapi, apakah ia rela dan sampai hati meninggalkan rakyat yang memilihnya demi jabatan menteri ? Apakah ia tidak punya komitmen lagi dengan itikad dan tekadnya membangun Sumatera Barat ?
Dan satu lagi bukti, bahwa Gamawan bukan sekedar gubernur, melainkan juga sebagai pemimpin Sumatera Barat. Gamawan memimpin bukan dengan mengamini struktur kekuasaan, tetapi membernaskan ikatan emosial dan kedekatan moral.
Kelak, jelang akan habis masa jabatan, Gamawan wajib memberi alasan kepada masyarakat Sumbar kenapa ia tidak mau lagi jadi gubernur. Atau, jawaban itu akan muncul Oktober mendatang.
Banyak Peminat
Dengan komitmen Gamawan, maka tahun 2010 akan terjadi suksesi. Akan ada tokoh pelanjut pasangan Gamawan - Marlis Rahman. Belasan nama yang mulai disebut-sebut. Marlis Rahman ( Wakil Gubernur ) banyak dibicarakan memiliki peluang. Tetapi, ada pasangan yang paling mengapung kepermukaan.
Pasangan itu adalah Drs.H. Aristo Munandar yang saat ini sebagai Bupati Agam ( Periode kedua ). Lelaki asal Baso Agam ini, akan berpasangan dengan Drs.H. Firdaus.K,SE ( Sekwilprov saat ini ).
Aristo nyaris memiliki kesamaan beberapa sisi dengan Gamawan Fauzi. Di samping pamor senior, Aristo dikenal cerdas dan tegas. Banyak lelebihan, meski ada keelemahan tertentu. Sedangkan Firdaus, adalah aparat profesional yang menguasai tugas.
Selain Aristo, bupati atau walikota yang juga disebut-sebeut sebagai kandidat adalah Muslim Kasim ( Bupati Pariaman ), Djufri ( Walikota Bukittinggi ), Fauzi Bahar ( Walikota Padang ) dan Josrizal Zein ( Walikota Payokumbuah ).
Dari kalangan pejabat di Sumatera Barat, juga muncul nama Dodi ( Ka.Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim ). Sedangkan dari politisi, yakni Jeffrie Geovanie ( Golkar Pusat dan pengusaha ), Leonardy Harmaini ( Ketua DPRD Sumbar ) dan tokoh nasional lain, termasuk Patrialis Akbar ( PAN Pusat ).
Nama lain yang disebut-sebut adalah Direktur PT. Semen Padang Endang Irsal yang dikenal sukses mengembangkan dan membangun PT. Semen Padang. Sebagai catatan, Azwar Anas sebelum menjadi gubernur, juga pemimpin PTSP. Kemudian ada nama Ikasuma Hamid ( Mantan Bupati Tanahdatar dan kini anggota DPRD Sumbar ).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar