Rabu, 16 September 2009

Agam Meraih Kemajuan Sangat Memuaskan


Patut Dilanjutkan Orang yang Tepat..!
Aristo sepuluh tahun memimpin Agam. Ba-nyak keberhasilan diraih. Prestasi yang prestisius itu, bukan mengada-ada tetapi realita yang sulit dibantah. Dalam lima tahun terakhir, keberhasilan duet Aristo Munan-dar - Ardinal Hasan meletakan kerangka pembangunan kabupaten terlengkap di Indonesia itu, menimbulkan inspirasi banyak kalangan di Agam, mau pun di luar Agam. Satu catatan penting adalah, Rang Agam kini memiliki kebanggaan. Bangga akan dinamika pembangunan segala sektor, bangga dengan prestasi dan prestise. Keberhasilan itu, mengantarkan Aristo pada titik keingingan masyarakat menjadi gubernur Sumbar dan Ardinal Hasan menjadi pimpinan Agam.
Pola kepemimpinan kedua sosok tersebut disebut-sebut sebagai figur pimpinan masa depan. Aristo dengan pola kepemimpinan yang merakyat, taat pada ajaran agama, pencetus masyarakat madani di Agam, pencetus penanganan zakat oleh satu badan yang disebut BAZ, teliti, gigih, konsekuen, dan tak kenal me-nyerah, adalah merupakan pimpinan dambaan mayoritas warga Sumbar yang agamis.
Di samping itu, Aristo dikenal rendah hati, sederhana, siap menerima keluhan dan penyam-paian aspirasi warga 24 jam, dan lembut meng-hadapi berbagai persoalan, penuh tegursapa dengan rakyat banyak, menyebabkan ia di sukai banyak lapisan masyarakat di kabupaten Agam.
Aristo juga sangat aspiratif. Aspirasi warga, walau hanya disampaikan dalam pertemuan di pinggir jalan, akan ditindaklanjuti sesuai aturan dan kemampuan daerah. Makanya, setiap kunjungannya ke pelosok kabu-paten Agam,warga menyambut-nya dengan antusias. Banyak aspirasi langsung disampaikan warga kala itu.
Ardinal adalah sosok muda yang enerjik. Pola kepe-mimpinannya sa-ngat koperatif, sa-bar, aspiratif, dan selalu bersandar pada ajaran Allah SWT, dan aturan yang berlaku. Ia taat beribadah, pe-nyantun terhadap anak yaitm/piatu, dan orang terlan-tar. Cepat tersen-tuh bila melihat ada orang yang kesusahan.
Sosok Aristo dan Ardinal sebagai duet pimpinan kabupaten Agam banyak memiliki kesamaan. Keduanya sama-sama gemar memban-tu orang yang dalam kesusahan. Cepat tanggap, apalagi menyangkut masalah kesejahteraan warga. Bila terjadi bencana, me-reka cepat be rada di lokasi bencana. Bi-la diundang menghadiri atau meres-mikan suatu acara, mere-ka selalu bersedia.
Makanya tidak heran bila Aristo atau Ardinal sering berada di pedalaman meresmikan sebuah muashalla yang dibangun dengan swadaya masyarakat; atau melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah ibadah, bangunan sekolah atau pembangunan rumah keluarga miskin. Mereka juga sering terlihat di lapangan olahraga untuk membuka pertandingan sepakbola, atau voli, dan sejenisnya.
Keduanya juga konseptor pembangunan yang handal. Mereka mengerti keinginan warga. Untuk mengerti keinginan warga, seorang pimpinan daerah harus banyak berintegrasi dengan warga itu sendiri. mungkin karena sudah sejak remaja keduanya merupakan sosok yang gemar bergaul, dan merupakan aktifis di sekolah atau kampusnya, sehingga tidaklah sulit bagi mereka bergaul dengan segenap lapisan masyarakat.
Dari hasil pergaulan dengan masyarakat luas itulah lahir ide untuk menerapkan pelayanan prima di setiap SKPD. Hasilnya memang mengagumkan, pemerintah Pusat merespons gebrakan Pemkab Agam tersebut, dengan memberikan penghargaan, dalam bentuk piala citra kepada dua SKPD pecontohan pelayan pu-blik di daerah itu, kantor ca-mat Ampek Angkek, dan Puskesmas Pakan Sina-yan Tilatang Kamang.
Dari hasil kunjungan ke tengah warga itu pulalah lahir perenca naan pemba-ngunan yang aspiratif. Kondisi itu semakin men-dekatkan kedua pimpinan itu dengan rakyat. Kon-disi itu menyebabkan pelaksanaan program nyaris tidak ada kendala.
Keduanya sama-sama serius menangani ber-bagai program pembangunan. Mereka belum akan berhenti melakukan penelitian dan pengumpulan data, sebelum merasa puas dengan hasil survey, seperti dalam pengumpulan data untuk perenca-naan program penanggulangan kemiskinan.
Keseriusan itu telah membuahkan hasil. Ke-rangka pembangunan daerah yang solid sudah dila-hirkan, tinggal lagi pengganti mereka menerus-kannya nanti. Namun banyak kalangan berharap Ardinal Hasan menjadi pengganti Aristo Munan-dar sebagai bupati Agam. Aristo sendiri diharapkan menjadi pimpinan Sumbar.
Harapan itu bukan hanya mencuat dari warga Agam,tetapi juga dari berbagai daerah di Sumbar. Dalam acara Rakor Pemprov Sumbar dengan para wali nagari, kepala desa/lurah se-Sumbar, di Asrama Haji belum lama ini mencuat permintaan peserta Rakor agar Aristo Munandar menjadi gubernur Sumbar masa bakti 2010-2015.
Ardinal Hasan diharapkan menjadi bupati Agam oleh berbagai kalangan masyarakat di kabupaten Agam, keinginan itu mencuat dari kalangan petani, melalui kegiatan kelompok tani di berbagai nagari di daerah itu.
Harapan yang sama juga disuarakan anak nagari berbagai nagari, seperti anak nagari di kecamatan Palupuh, kecamatan Banuhampu, kecamatan Tanjung Raya, kecamatan Candu-ang, kecamatan Ampek Nagari,kecamatan Tanjung Mutiara, dan banyak lagi yang lainnya.
Alasan warga menginginkan Ardinal menjadi pengganti Aristo antara lain agar bisa melanjut-kan konsep pembangunan yang telah dirancang bersama dengan Aristo.
Konsep pembangunan yang telah disusun secara apik, aspiratif dengan prospek sangat menjanjikan, bila tidak ditangani sosok yang kurang mengerti diyakini tidak akan berlanjut. Padahal konsep pembangunan tersebut sudah terbukti kehandalannya, dan berguna bagi pe-ningkatan pembangunan dan kesejahteraan .
Dengan akan berakhirnya masa kepemim-pinan duet amanah di Agam medio Agustus 2010, banyak kalangan yang kuatir konsep pembangunan yang telah tersusun apik, tidak akan dilanjutkan pengganti mereka.
Bila hal itu terjadi, diyakini Agam harus memulai lagi semuanya dari nol. Hal itu harus dicegah, demi kesinambungan pembangunan daerah di se-genap lini.
Aristo dan aparat di Agam, tentu juga tidak mau konsep arah pem-bangunan yang sudah disusun (Perda), diutak-atik tanpa dasar.
" Saya ingin apa yang telah dilahirkan, dilanjutkan. kelak, siapa pun suksesi saya, "ujar SAristo Munandar, di Bukittinggi.

Tidak ada komentar: