Rabu, 16 September 2009

Sikap Gasmawan Sudah “Harga Mati” Aristo – Firdaus Mulai Mengapung


PADANG, MEDIA SUMBAR----Komitmen Gamawan Fauzi untuk tidak mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumatera Barat periode 2010 - 2015, ternyata sudah harga mati. Tidak bisa ditawar-tawar. Tekad dan itikad itu, bukan dikarenakan Mr.Cleans ini ingin menjadi menteri dalam kabinet SBY - Boediono, tetapi karena tidak ingin disebut haus kekuasaan. Dan itu dilengkapi dua alasan kuat.
" Cukup sekali ( Satu periode-red ) saja,"ujar Gamawan, menjawab koran ini, Sabtu ( 12/9 ) sekitar masih tingginya keinginan masyarakat agar Gamawan memimpin Provinsi Tuah Sakato ini periode 2010 - 2015.
Keinginan hanya menjadi gubernur satu periode, sesungguhnya sudah dilontarkan pada tahun pertama masa pengabdiannya. "Saya tidak pernah berpikir untuk jadi gubernur dua periode! Cukup sekali saja dan itu dengan pengabbdian terbaik. Saya ingin begitu.........!," kata Gamawan, kala itu.
Meski bersipat off the record, namun pernyataan itu secara pelan dan pasti, diketahui masyarakat berbagai strata. Tahun lalu, tatkala halal bihalal selepas Idul Fitri, secara terbuka Gamawan melontarkan sikap dan komitmennya itu. Birokrat karir bergelar Datuak Rajo nan Sati itu bertegas-tegas hanya ingin sebagai gubernur satu periode. Tidak lebih!
Semula, ungkapan lelakai asal Alahanpanjang, Solok ini, dianggap pernyataan berbau politis. Dalam politik, banyak realita pengingkaran pernyataan dan perbuatan. Tetapi tidak bagi Gamawan. Sikap itu tidak pernah berubah.
Jika ketika seseorang menyatakan sikap mau menjadi calon bupati, walikota atau gubernur perlu dipertanyakan apa latarbelakang dan motivasinya, maka tatkala seseorang tidak mau maju untuk kedua kali, tandatanya itu, juga perlu diungkapkan. Bagi Gamawan, apa sebab tidak mau? Ataukah ada green light ia akan masuk kabinet kelak?
Tatkala reshuflfe kabinet menjadi berita aktual tempo hari, nama Gamawan mengapung ke permukaan. Bukan hanya di negeri Tuah Sakato saja, tetapi juga di Jakarta. Bahkan, masyarakat luas, birokrat, pemerhati kepemerintahan dan politisi menempatkan nama Gamawan sebagai sosok yang popular dan patut masuk kabinet.
" Saya tidak mau kembali jadi gubernur bukan karena berambisi menjadi menteri. Saya tidak ambisi jabatan,"tegasnya, dengan intonasi khas. Tetapi, tatkala disinggung kepercayaan SBY pada dirinya sangat tinggi, Gamawan hanya berkata : alhamdulillah. Namun, ketika disinggung ia berpeluang menjadi menteri PAN, mantan Bupati Solok ini menyebutkan itu tergantung presiden.
" Tapi ingat, bukan karena ingin jadi menteri makanya tidak mau maju untuk gubernur operiode kedua,"ujarnya berulang-ulang.
Disebutkan, secara nasional, nama Gamawan Fauzi cukup harum dan familiar. Bukan saja sesama gubernur, tetapi juga di kalangan petinggi negara. Ini disebabkan suami tercinta Ny. Hj.Vita Nova Gamawan, SH ini, dikenal cerdas, berwawasan luas, santun dan mampu menjalin komunikasi dengan berbagai strata. Apalagi, selama menjadi gubernur, Gamawan mampu melahirkan beberapa terobosan dan dinamika pembangunan berbagai sektor.
Alumni Fakultas Hukum Unand ( Tata Negara,1982) dan Pasca Sarjana UNP ( Manajemen Kebijakan Publik, 2002 ) ini, memang santer disebut calon kuat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara ( PAN ) RI. Isu politik ini, hakikatnya sudah mengapung sejak tahun lalu, tatkala reshufle kabinet.
Tahun lalu, tatkala Gamawan diundang ke rumah pribadi SBY di Cikeas, Bogor, dugaan Gamawan menjadi menteri kian kencang. Apalagi, Gamawan menjadi jubir para gubernur. Dan ada pula sinyal dari menantu Sarwo Eddi itu. Apalagi, tatkala deklarasi SBY - Boediono sebagai pasangan Presiden RI, Gamawan tampil di podium. Hebat!
Jika Gamawan memang jadi menteri, maka lelaki simpatik ini mengulang tradisi mantan gubernur Sumbar menjadi menteri. Harun Zein Dt. Sinaro, sehabis dua periode memimpin Sumbar, dipercayakan menjadi Menaker. Kemudian Azwar Anas jadi Menteri Perhubungan dan Hasan Basri Durin sebagai Menteri Pertanahan/Ka.BPN.
Tradisi membanggakan itu,terputus tatkala Muchlis Ibrahim meletakan jabatan ( Mundur sebagai Gubernur ) dan Zainal Bakar habis jabatan ( Hanya satu periode ). Namun demikian, dalam tiap kabinet, urang awak tetap dapat kursi menteri.
Namun, di balik kebanggaan, muncul sebuah kekecewaan. Sebab, Gamawan Fauzi mampu jadi perekat satu kesatuan menyatu rakyat di provinsi ini. Ia dikenal Mr.Cleans, cerdas (dan berpandai-pandai), berwawasan dan punya komitmen moral atas Sumbar. Dan satu hal yang sepatutnya diingat adalah : Gamawan ( Bersama Prof. Marlis Raahman ) adalah pilihan rakyat !
Ada kalimat di tengah masyarakat : Kalau Gamawan mau menjadi menteri, ia pasti mendapat jabatan itu. SBY sangat percaya kepadanya. Ia berkualitas. Tetapi, apakah ia rela dan sampai hati meninggalkan rakyat yang memilihnya demi jabatan menteri ? Apakah ia tidak punya komitmen lagi dengan itikad dan tekadnya membangun Sumatera Barat ?
Dan satu lagi bukti, bahwa Gamawan bukan sekedar gubernur, melainkan juga sebagai pemimpin Sumatera Barat. Gamawan memimpin bukan dengan mengamini struktur kekuasaan, tetapi membernaskan ikatan emosial dan kedekatan moral.
Kelak, jelang akan habis masa jabatan, Gamawan wajib memberi alasan kepada masyarakat Sumbar kenapa ia tidak mau lagi jadi gubernur. Atau, jawaban itu akan muncul Oktober mendatang.
Banyak Peminat
Dengan komitmen Gamawan, maka tahun 2010 akan terjadi suksesi. Akan ada tokoh pelanjut pasangan Gamawan - Marlis Rahman. Belasan nama yang mulai disebut-sebut. Marlis Rahman ( Wakil Gubernur ) banyak dibicarakan memiliki peluang. Tetapi, ada pasangan yang paling mengapung kepermukaan.
Pasangan itu adalah Drs.H. Aristo Munandar yang saat ini sebagai Bupati Agam ( Periode kedua ). Lelaki asal Baso Agam ini, akan berpasangan dengan Drs.H. Firdaus.K,SE ( Sekwilprov saat ini ).
Aristo nyaris memiliki kesamaan beberapa sisi dengan Gamawan Fauzi. Di samping pamor senior, Aristo dikenal cerdas dan tegas. Banyak lelebihan, meski ada keelemahan tertentu. Sedangkan Firdaus, adalah aparat profesional yang menguasai tugas.
Selain Aristo, bupati atau walikota yang juga disebut-sebeut sebagai kandidat adalah Muslim Kasim ( Bupati Pariaman ), Djufri ( Walikota Bukittinggi ), Fauzi Bahar ( Walikota Padang ) dan Josrizal Zein ( Walikota Payokumbuah ).
Dari kalangan pejabat di Sumatera Barat, juga muncul nama Dodi ( Ka.Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim ). Sedangkan dari politisi, yakni Jeffrie Geovanie ( Golkar Pusat dan pengusaha ), Leonardy Harmaini ( Ketua DPRD Sumbar ) dan tokoh nasional lain, termasuk Patrialis Akbar ( PAN Pusat ).
Nama lain yang disebut-sebut adalah Direktur PT. Semen Padang Endang Irsal yang dikenal sukses mengembangkan dan membangun PT. Semen Padang. Sebagai catatan, Azwar Anas sebelum menjadi gubernur, juga pemimpin PTSP. Kemudian ada nama Ikasuma Hamid ( Mantan Bupati Tanahdatar dan kini anggota DPRD Sumbar ).

Awas, Kemacetan Luar Biasa di Bukittinggi.....!

Awas, Kemacetan Luar Biasa di Bukittinggi.....!
BUKITTINGGI, MEDIA SUMBAR---Macet sudah menjadi trade mark negatif bagi Kota Wisata Bukittinggi. Kondisi itu, terjadi tiap hari pakan ( Sabtu dan Rabu ), hari libur, apalagi Hari Raya Idul Fitri. Kemacetannya luar biasa. Ini akibat areal parkir tidak mencukupi. Akibatnya, jalan dan areal taman berubah jadi tampat parkir.
Apakah kondisi runyam itu akan kembali terjadi pada lebaran besok? Bi-sa dipastikan. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan Kota Bukittinggi bersa-ma Satlantas Polresta Bukittinggi me-lakukan antisipasi, termasuk dengan kebijaksanaan pengalihan jalur lalin.
Seperti tahun sebelumnya, kendaraan bermotor (umum maupun pribadi) dari berbagai daerah menuju kota Bukittinggi. Karena status transito, berbagai jenis kendaraan juga hanya lewat.
Dalam suasana lebaran, kendaraan akan berdatangan dari dan ke arah Padang, Solok, Lubuaksikaping, Payoakumbuah atau sebaliknya. Pengalihan dilakukan dengan beberapa titik alih. Titik pengalihan pertama di Sim-pang Kotobaru dan Padang-luar (bagi kendaraan dari arah Padang, Padangpan-jang dan Solok atau Pa-riaman).
Titik alih kedua, di Sim-pang Tanjuangalam (kenda-raan dari arah Payokum-buah) serta titik alih ketiga, menyisiri jalan By Pass Bu-kittinggi (kendaraan dari arah Lubuksikaping).
“Pada libur panjang Idul Fitri 1430, kendaraan bermo-tor yang hanya lewat di Bu-kittinggi harus dialihka,” ujar Kepala Dinas Perhungan Ko-ta Bukittinggi, H. Harman SE.
Menurutnya, memfungsi-aktifkan jalur luar sangat efektif mengantisipasi ke-macetan. Jalur lingkar luar tersebut adalah Simpang Tanjungalam, Kotobaru, Pa-dangluar dan Bukittinggi By-Pass.
Untuk memastikan peng-alihan jalur lalin bagi ken-daraan bermotor yang tidak ada aksesnya ke Bukittinggi, tambah Harman, pihaknya tidak bisa menentukan sen-dirian. Tapi harus berko-ordinasi dengan Satlantas Polresta Bukittinggi, seiring dengan operasi Ketupat.
Dalam pelaksanaan Ope-rasi Ketupat Dinas Perhu-bungan akan ikut bersama Satlantas Polresta Bukit-tinggi, sehingga di lapangan terjadi koordinasi yang har-monis yang saling men-dukung.
Harman belum bisa me-mastikan tingkat penam-bahan jumlah kendaraan yang datang ke Bukittinggi , teru-tama kendaraan priba-di. Tetapi diprediksi, penam-bahan kendaraan akan me-ningkat dari tahun sebelum-nya.
Mobil Wisata Tanpa Izin
Wakil Walikota Bukit-tinggi H. Ismet Amziz,SH membenarkan, untuk meng-antisipasi kemacetan jalan raya di saat lebaran di kota Bukittinggi, pihaknya bersama Polres-ta Bukittinggi segera akan melakukan rapat sejalan dengan bakal dilaksana-kannya operasi Ketupat oleh Polresta Bukittinggi mulai 13 September.
“Namun di sisi lain, saat ini ter-nyata ada persoalan yang muncul, yak-ni adanya tiga unit kendaraan wisata yang dikelola koperasi Kodim berope-rasi di jalan raya kota, tanpa izin dari Pemko Bukittinggi, "ujar Ismet.
H. Ismet Amziz berjanji akan melakukan kordinasi dengan Kodim 0304 Agam suhubungan tiga unit kendaraan wisata milik koperasi Kodim 0304 Agam yang meman-faatkan jalan umum. Ismet membenarkan, keberadaan kendaraan wisata tersebut sangat menunjang kegiatan pariwisata. Dari pantauan lapangan, tiga unit kendaraan wisata ini mangkal di sam-ping Makodim 0304 memuat penum-pang yang pada umumnya anak-anak.
Selama ini, kendaraan wisata keliling kota itu memang tidak menim-bulkan kemacetan, namun saat lebaran dipastikan kehadiran tiga kendaraan wisata berbadan lebar dan panjang itu akan memacetkan jalan di Bukittinggi.

Ingin Belajar Kelola Kemiskinan? Datang Saja ke Agam!

Keberhasilan Agam melaksanakan program penanggulangan kemiskinan bukan saja mendapat acungan jempol dari beberapa warga, tetapi juga mendapat pujian dari Mensos RI, H. Bachtiar Chamsyah. Bahkan, menurut Bachtiar Chamsyah, bila ingin belajar mengelola kemiskinan,belajarlah ke kabupaten Agam.
Pernyataan bernada pujian itu dilontarkan Mensos dalam sebuah pertemuan di kabupaten Agam, dalam kunjungannya ke Sumbar belum lama ini. Mensos sebelumnya mendapat penjelasan dari Bupati Agam H. Aristo Munandar seputar perencanaan dan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di daerah itu.
Di jelaskan, sebelum menyusun perencanaan, tim khusus bentukan bupati dan wakil bupati telahmelakukan survey awal. Tim tersebut turun langsung ke jorong-jorong yang ada di setiap nagari dalam kabupaten Agam. Hasil survey disampaikan kepada bupati. Kemudian dibicarakan lagi dalam forum terbatas, beranggotakan SKPD terkait, dan unsur Muspida Plus. Hasilnya menyimpulkan, data hail survey awal harus dimatangkan lagi, dengan langsung melakukan pertemuan dengan keluarga miskin di setiap nagari.
Bupati dan wakil bupati turun langsung memimpin tim pematangan data. Tim bukan hanya berdialog dengan keluarga miskin dan tokoh masyarakat bersangkutan, tetapi juga meninjau langsung kondisi rumah tempat tinggal keluarga miskin.
Hasilnya, diperoleh data akurat seputar keluarga miskin,lengkap de-ngan penyebab kemiskinannya. Dari data tersebut lalu diambil langkah strategis penanggulangan kemiskinan, yang langsung menyentuh sendi dasar kehidupan keluarga miskin tersebut.
Strategi operasional pun disusun, dengan melibatkan pemuka masyarakat, yangdikenal dengan urang nan ampek jinih, yaitu ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai, dan bundo kanduang, di samping pimpinan formal di tingkat jorong dan nagari. Semula direncanakan penanggulangan kemiskinan di daerah itu berbasiskan nagari.
Dalam perkembangannya timbul ide bernas dari bupati Agam untuk menja-dikan mesjid sebagai pusat komando program penanggulangan kemiskinan di daerah itu.
Yang mendasari pemikiran demikian, antara lain mesjid adalah pusat pemersatu umat di ranah Minangkabau. Di mesjid bisa dilakukan musyawarah pembangunan kampung halaman.
Manajemen mesjid yang terbuka, dan bis dilihat siapa saja dan kapan saja, merupakan sebuah manajemen yang pantas ditiru, terutama dalam manajemen keuangan penanggulangan kemiskinan.
Di sisi lain, masih banyak keluarga miskin yang tidak melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT. Mereka jarang shalat, dan tidak pandai tulis baca al-Qur’an. Artinya, mereka jarang datang ke mesjid. Dengan menjadikan mesjid sebagai pusat komando program penanggulangan kemiskinan, mau tidak mau keluarga miskin,terutama kepala keluarganya harus datang ke mesjid. Setidaknya untuk mengikuti rapat anggota kelompok kemiskinan.
Dengan datang ke mesjid, mereka juga akan mengikuti shalat berjamaah, sebelum pertemuan kelompok dimulai. Bila mereka tidak mengikuti shalat jamaah,biasanya shalat zuhur dan ashar, mereka tidak akan memperoleh prioritas kredit dari BMT Agam Madani.
Akhirnya, keluarga miskin tersebut termotivasi untuk mempelajari shalat, dan membaca al-Qur’an. Itu berarti mereka mulai mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan demikian, salah satu penyebab kemiskinan telah terhapuskan dari kehidupan mereka.
Pola musyawarah sangat kental meronai proses penanggulangan kemiskinan di kabupaten Agam. Dengan musyawarah, anggota kelompok kemiskinan bisa mengembangkan diri, seperti menerima keputusan bersama, menerima pendapat yang baik untuk perbaikan nasib mereka, dan belajar bagaimana memenej diri dan emosi mereka.
“Mereka juga belajar berdisiplin. Pertemuan dengan waktu yang telah ditentukan, mengajarkan kepada mereka mempergunakan waktu secara efisien dan tepatguna,” ujar Aristo lagi.
Dengan mengkaji segenap as-pek, termasuk peluang kegagalan program, pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Agam bisa mengantisipasi secara dini kegagalan yang mungkin timbul dalam proses pelaksanaan program.
Itulah yang membuat seorang Bachtiar Chamsyah merasa kagum, dan tertarik untuk membantu program yang dilaskanakan Pemkab Agam.
Buktinya, Mensos selalu men-dukung program penanggulangan kemiskinan di daerah itu setiap tahun. Dukungan yang sangat dira-sakan Pemkab Agam dan warga ada-lah bantuan pembangunan rumah (bedah rumah) keluarga miskin.
Tahun ini mensos mengalo-kasikan dana untuk biaya bedah rumah 209 rumah keluarga miskin di Agam, yang berlokasi di keca-matan Tanjung Raya (89 unit), dan di kecamatan Palembayan 120 unit.
Sebelumnya, masih tahun 2009, melalui program HKSN Agam juga memperoleh biaya bedah rumah untuk 100 unit rumah keluarga kurang mampu. Masing-masing rumah memperoleh dana Rp10 juta.
Pernyataan Mensos bukan sekedar menyenangkan hati Rang Agam. Buktinya, sejak keberha-silan Agam dalam berbagai sektor pembangunan, termasuk sektor penanggulangan kemiskinan, sudah banyak daerah yang sengaja datang belajar memenej penanggulangan kemiskinan ke daerah itu. yang berdatangan bukan saja dari daerah dalam provinsi Sumbar, tetapi juga dari daerah lain, termasuk dari luar Sumatra.
Mereka yang datang sangat terkesan dengan pola yang diterapkan Agam,sejak dari pola penanggulangan kemiskinan berbasis mesjid, sampai pada pengelolaan KJKS BMT Agam Madani, dan pola pembangunan nagari goro badunsanak, dan banyak lagi yang lainnya.

309 Rumah Miskin Diperbaiki



2009 : 309 Rumah Miskin Diperbaiki
Di saat Pemkab Agam tidak mampu menyediakan dana untuk perbaikan rumah keluarga miskin, datang bantuan Mensos. Hal itu Hal itu merupakan rahmat bagi daerah, yang pantas disyukuri. Demikian disampaikan Wakil Bupati Agam H. Ardinal Hasan, dalam perbincangan singkat dengan koran ini kemaren di Lubuakbasuang.
Menurutnya, bantuan perbaikan rumah keluarga miskin dari Depsos diserahkan Mensos H. Bachtiar Chamsyah, Selasa (1/9) di halaman kantor camat Palembayan. Bantuan tersebut untuk perbaikan 120 unit rumah. Sebelumnya juga sudah diserahkan bantuan untuk perbaikan rumah keluarga miskin di mesjid Raya Bayua, kecamatan Tanjungraya.
Juga diterima bantuan perbaikan rumah keluarga miskin dalam program HKSN, untuk 100 unit rumah. Dengan demikian, tahun 2009 diterima bantuan untuk perbaikan 309 unit rumah keluarga miskin. Masing-masing keluarga miskin Rp10 juta. Artinya tahun ini Agam telah menerima kucuran dana untuk perbaikan rumah keluarga miskin sebesar Rp3.090.000.000.
“Kita pantas bersyukur pada Allah SWT, dan berterimakasih pada pemerintah melalui Mensos. Bantuan sebesar itu merupakan rahmat bagi Agam di bulan Ramadhan tahun ini,” ujarnya.
Bersyukur tidak cukup mengucapkan terima kasih di bibir saja, tetapi harus diikuti dengan perbuatan nyata. Bersyukur kepada Allah SWT mesti diwujudkan dengan melaksanakan perintahNya, dan menghentikan laranganNya. Berterima kasih kepada pemerintah harus mematuhi aturan yang berlaku, serta memanfaatkan bantuan yang diberikan semaksimal mungkin.
Wabup juga besyukur, ternyata bukan hanya pemerintah Pusat saja yang peduli pada nasib keluarga miskin di Agam. Mahasiswa KKN-PPM Unes Padang, dan salah seorang pengusaha, H. Asril serta kawan-kawannya juga peduli. Mahasiswa KKN-PPM Unes Padang telah beriyur Rp10 juta untuk memperbaiki rumah keluarga miskin di Rimbo Nunang, jorong bancah Taleh, kecamatan Lubuk Basung.
Sedangkan H. Asril dan kawan-kawan berupaya memperbaiki rumah Sep, warga Talago, jorong Surabayo, nagari Lubuk Basung, kecamatan Lubuk Basung. Rumah Sep, yang semula tidaklayak huni, dibangun menjadi rumah sehat. Pengusaha toko Prima Sinar Pagi itu, didukung koleganya telah berhasil mengumpulkan uang sekitar Rp45 juta. Semua uang itu telah digunakan untuk menjadikan rumah Sep sebagai sebuah rumah sehat.
Namun pekerjaan pembangunan rumah keluarga miskin,yang berdekatan dengan komplek perumahan Talago Permai, belum selesai. Kini H.Asril sedang mengupayakan pembangunan dapur, kamar mandi, wc, memasukan air bersih PDAM, dan aliran listrik PLN.
H. Asril memang dikenal sebagai dermawan. Ia sangat peduli dengan nasib si miskin. Baginya, membantu sesama sudah merupakan sebuah budaya yang membahagiakan. Walau demikian, ketika dikonfirmasi koran ini, H. Asril selalu merendah. Menurutnya, ia hanya melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim, tidak lebih.

Yusuf Bernilai Positif di Mata Masyarakat



PASAMAN, MEDIA SUMBAR----Tidak dapat dipungkiri, berhasilnya kepemimpinan Yusuf Lubis dan Hamdy Burhan memimpin Kabupaten Pasaman dalam empat tahun terakhir ini adalah berkat kerja keras dan kepiawaian mereka dalam memimpin Ranah Pasaman Saiyo.
Banyaknya dukungan, pujian dan kritikan yang terus mengalir kepada kedua petinggi di Kabupaten Pasaman itu menandakan bahwa masyarakat Pasaman semakin cerdas dan dewasa dalam menentukan sikap.
Menilik sipak terjang kepemimpinan Yusuf Lubis dan Hamdy Burhan yang sudah memasuki dekade empat tahun kepemimpinan, sebagai Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Pasaman diakui memang banyak mendapat sorotan positif walaupun masih ada beberapa kekurangan yang harus mereka benahi bersama.
Dalam masa empat tahun kepemimpinannya, sebagian besar masyarakat Pasaman sangat mendukung akan keberhasilan Yusuf Lubis dan Hamdy Burhan dalam memacu program-program pembangunan di Kabupaten Pasaman.
Titik kesuksesan Yusuf Lubis dalam membangun Pasaman kearah yang lebih maju, terletak pada kesabaran, ketelitian, keseriusan, kejernihan dan ketegasan dalam menganalisa sebuah persoalan yang akan diberikan kepada bawahannya, sehingga tidak mengherankan kalau dikalangan dunia pers Lubis sering disebut dengan panggilan Ayah.
Menjelang empat tahun kepemimpinannya, torehan dalam membimbing pembangunan di Pasaman sudah banyak yang berhasil digodoknya, seperti pemberantasan kemiskinan, yakni dengan menjadikan masyarakat Pasaman bisa memperoleh penghasilan yang cukup dalam sisi kehidupannya sehari-hari.
Keberhasilan lainnya terlihat pada sektor pembangunan nagari kenagari, kemudian sektor budaya, industri, pertanian, peternakan, perikanan dan pertambangan. Selanjutnya disektor pendidikan, kesehatan dan keagamaan yang tidak pernah beliau lupakan.
Yusuf Lubis dan Hamdy Burhan selaku Bupati dan Wakil Bupati Pasaman dalam menjalankan dan menerapkan pembangunan jangka panjang diwilayahnya selalu menjalankan system dor tu dor kemasing-masing nagari, agar pembangunan diwilayah masing-masing pelosok nagari dapat dibangun secara merata.
Tak heran memang, sosok sang Yusuf Lubis dalam setiap melakukan kunjungan kerja selalu bertanya dan melihat langsung kebawah, sehingga apa-apa derita yang selama ini dirasakan oleh masyarakat bisa langsung diketahuinya.
Disisi lain, kalau dilihat dari kaca mata publik, sosok Yusuf Lubis merupakan sosok panutan dengan keramah tamahan dan jiwa tak pilih kasih merupakan jati dirinya yang sebenarnya.
Masyarakat Sumatera Barat khususnya dan Pasaman pada umumnya, melihat sosok Yusuf Lubis dalam memimpin pemerintahan di Kabupaten Pasaman merupakan suatu keberuntungan, karena beliau senantiasa memperhatikan aspirasi masyarakatnya.
Tak heran memang, di empat tahun kepemimpinan pasangan Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Yusuf-Hamdy sudah banyak berhasil mewujudkan pembangunan secara adil dan merata disegala bidang.
Dari sisi kemampuan dalam memimpin Pasaman patut diajukan jempol, karena sebelum Yusuf Lubis menjadi Bupati terpilih di Kabupaten Pasaman sudah banyak posisi strategis yang dijabatnya terutama pada masa Beliau mengabdi di Kesatuan Kepolisian Republik Indosesia. Hal itu juga bukti nyata bahwa Yusuf Lubis merupakan salah satu tokoh pemimpin Sumatera Barat yang layak dikedepankan.
Dalam masalah kinerja, kepemimpinan Yusuf Lubis telah berhasil mengemas Kabupaten Pasaman sebagai kabupaten terbaik di Sumatera Barat. Hal itu terbukti, setelah memasuki empat tahun kepemimpiannya, Kabupaten Pasaman mengalami kemajuan yang sangat signifikan hampir disegala bidang. Karena dalam melakukan kunjungan kerja, sang Bupati Yusuf Lubis selalu menyimak betul apa-apa yang diinginkan dan dirasakan oleh masyarakatnya, sehingga seluruh aspirasi warga bisa teratasi dengan baik.
Dari sisi prestasi yang diraih, sosok pemimpin Yusuf Lubis dalam mengangkat nama Pemerintah Kabupaten Pasaman tak perlu diragukan lagi kepiawaiannya, karena sang figur sudah teruji baik ditingkat propinsi maupun ditingkat nasional. Beberapa penghargaan yang diraih dalam memasuki empat tahun kepemimpinannya sudah menjadi fakta bahwa beliau betul-betul kooperaktif dalam membangun Ranah Pasaman Saiyo.
Tak salah fisi dan misi Kabupaten Pasaman dalam kepemimpinannya sejalan dari apa yang direncanakan, seperti visi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan memanfaatkan sumber daya yang ada melalui penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Dan misinya meningkatkan derajad kesehatan, pendidikan, pendapatan dan pengamalan ajaran agama, mengembangkan penelitian dan pengkajian sumber daya alam dan sumber daya buatan, meningkatkan kuaslitas dan sumber daya aparatur, meningkatkan penegakan disiplin dan pengawasan serta mewujudkan pelayanan yang prima.